MENYIASATI PEMBELAJARAN IPS AGAR MENYENANGKAN

SMP N 18 TEGAL – Sebagai mata pelajaran yang komprehensif dan memiliki cakupan materi cukup luas, IPS memang mata pelajaran yang sering disepelekan oleh peserta didik. Peserta didik atau yang disebut siswa berpandangan bahwa mata pelajaran IPS hanyalah sekadar teori-teori yang hanya melekat sementara di otak. Akibatnya mata pelajaran ini dianggap kurang menarik dan membosankan.

Namun demikian, ternyata tidak hanya mata pelajaran IPS saja yang memiliki tantangan seperti itu. Sebut saja seperti Seni Budaya, PKn, Prakarya dan lain sebagainya. Tantangan ini harus kita sikapi dengan bijak, jangan sampai melemahkan semangat para pendidik down mental. Oleh karena itu, perlu kiranya kita mengubah pandangan peserta didik dengan mengubah pola pembelajaran biasa menjadi pola pembelajaran yang aktif, kreatif, edukatif, dan menyenangkan.

Selama ini penggunaan metode ceramah lebih dominan dalam proses pembelajaran IPS. Kondisi seperti ini mungkin yang menyebabkan siswa beranggapan bahwa pelajaran IPS membosankan dan tidak menarik. Pandangan siswa ini muncul karena selama proses pembelajaran siswa tidak dilibatkan secara langsung dan siswa cenderung hanya mendengarkan penjelasan guru.

Pengubahan pola mengajar ini agar siswa benar-benar tidak selalu hanya mendengarkan saja saat menerima materi pelajaran. Kreativitas guru dan kemampuan guru untuk mengubah menjadi pembelajaran yang berbeda. Hal ini bisa dilakukan dengan menggunakan strategi dan teknik mengajar yang tidak melulu dengan ceramah.

Dalam hal ini terlebih dahulu seorang guru IPS harus mampu mengubah mindset atau pola pikirnya. Sehingga mampu pula mengubah pola mengajarnya. Ada beberapa hal yang harus dipahami guru saat ini. Pertama, guru adalah sebagai fasilitator. Jadi bukan saatnya lagi guru mencerek dan peserta didik mencawan dalam pembelajaran. Peserta didik harus diberi kesempatan merekonstruksi pengetahuannya. Pendekatan konstruktivisme lebih pas digunakan. Sebab guru dapat mengkonstruksi pengalaman peserta didik. Proses belajar dilakukan bersama-sama antara guru dan peserta didik.  Kedua, mengubah pola pembelajaran dari teacher centre ke student centre. Peserta didiklah yang diharapkan lebih aktif dalam pembelajaran. Ketiga, mengubah pola pembelajaran konvensional seperti ceramah, diskusi biasa dan lain sebagainya ke pembelajaran modern, yang dikenal dengan pembelajaran abad 21. Keempat, memanfaatkan IT dalam pembelajaran.

Dengan mengubah pola pembelajaran ini siswa menjadi lebih aktif dan pembelajaran akan menjadi lebih menyenangkan.

Oleh : Urip Fitriati, S.Pd.

Guru Mata Pelajaran IPS di SMP Negeri 18 Tegal

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *